Kisah Muchlis, Sang Penerjemah Raja Salman yang Ditunjuk di Menit-menit Terakhir Oleh Jokowi

Kisah Muchlis, Sang Penerjemah Raja Salman yang Ditunjuk di Menit-menit Terakhir Oleh Jokowi - Kunjungan Raja Arab Saudi ketujuh, Salman bin Abdulaziz al-Saud menarik perhatian masyarakat Indonesia. Di setiap kunjungan, warga menyempatkan berfoto, memoto maupun melambaikan tangan kepada Sang Penjaga Dua Kota Suci itu.


Ketatnya keamanan dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) dan Protokoler Arab Saudi membuat pemimpin Wangsa Saud itu tak dapat bercengkrama secara langsung dengan masyarakat.
Praktis, hanya pemerintah dan tamu kehormatan saja yang dapat berada dekat dengan cucu dari (Alm) Raja Faisal tersebut.

Di luar itu, terdapat empat orang beruntung yang dapat berkomunikasi langsung dengan Raja Salman.
Mereka adalah para penerjemah yang bertugas menerjemahkan Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia. Tak sembarang orang dapat melakukan tugas itu.

Setidaknya, mereka telah berpengalaman mengalihbahasakan para-para tamu negara. Mereka adalah Unslil Habib (anggota staf Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh), Muhammad Sahrul Murojab (diplomat di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia), Abdul Wadud (penerjemah kepresidenan), dan Muchlis M. Hanafi (Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Kementerian Agama).

Nama yang disebut terakhir tak dipersiapkan menjadi penerjemah. Semula, Muchlis hanya bertugas mendampingi Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, yang diberikan amanat oleh Presiden Joko Widodo untuk mendampingi Raja Salman.

Namun nasib berkata lain. Orang nomor satu di Indonesia meminta Muchlis menjadi penerjemah dan menjembatani komunikasi antara Presiden Republik Indonesia dan Raja Arab Saudi. Permintaan itu disampaikan di ruang VIP Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, saat menunggu kedatangan rombongan, pada Rabu (1/3/2017) siang.

"Saya merasa bahagia dan bangga melayani atau menjalani tugas negara. Tak pernah membayangkan sebelumnya akan menerjemahkan. Tetapi secara profesional harus siap apabila diminta," ujar doktor ilmu tafsir lulusan Al-Azhar Kairo, Mesir, Kamis (2/3).

Muchlis yang mengenakan setelan jas rapi langsung mendampingi Presiden Jokowi sesaat Raja Salman turun dari eskalator pesawat. Saat Presiden Jokowi memperkenalkan delegasi yang menyambut kedatangan Raja Salman, Muchlis pun menempel di dekat Jokowi.

Tugas, dia tak hanya sampai di bandara. Ketika Raja Salman berada di Istana Bogor, Muchlis lagi-lagi menjadi penyambung komunikasi antara dua kepala negara tersebut.

"Saya tak disiapkan untuk menjadi penerjemah. Untuk penerjemah pada mulanya dari Kementerian Luar Negeri, Kedutaan Besar Indonesia di Riyadh. Itu yang disiapkan. Saya The Last Minutes," ucap Muchlis.

Bagi Ketua Urusan Eksternal Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) periode 2016-2021 itu menjadi penerjemah kepala negara dan tamu negara bukan yang pertama kali.
Sejak tahun 2007 pada saat zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dia sudah menjadi petugas alih bahasa.

Tetapi, menurut dia, mendampingi Raja Salman sangat berbeda dengan yang lain. Menurutnya, masyarakat Indonesia sangat antusias menyambut Raja yang diangkat sejak 23 Januari 2015 itu. Sambutan itu membuat Raja Salman selama pengamatannya sangat bahagia.

"Baru kali ini begitu sangat meriah dan heboh penyambutan kunjungan tamu negara. Beliau sangat senang dan bahagia," tutur Muchlis. Selama mendampingi Raja Salman, Muchlis mengaku, tak menemui kendala. Ia dapat menjalankan semua tugas secara baik.

Hanya saja, dia menyayangkan banyaknya massa yang ingin dekat dengan Raja Salman sehingga membuatnya terkadang kesulitan untuk berjalan mengiringinya. Namun, itu semua menjadi pengalaman berharga. Selain Muchlis terdapat tiga penerjemah yang lain. Ada pembagian tugas bagi masing-masing penerjemah.

Seperti Abdul Wadud yang menerjemahkan pidato Raja Salman di Ruang Rapat Paripurna I Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. Dan Unslil Habib, sewaktu jamuan makan siang di Istana Bogor.

"Obrolan ringan mulai turun dari mobil itu, saya mendampingi. Saya ikut mengantarkan sampai ke mimbar (Ruang Rapat Paripurna I). Alhamdulillah tidak ada (halangan). Di lapangan sangat dinamis," tambahnya.

Raja Salman beserta rombongan akan berada di Ibukota DKI Jakarta hingga Jumat (3/3/2017). Setelah itu, Raja Salman dan rombongan akan melakukan kunjungan kerja ke Negara Brunei Darussalam pada Sabtu (4/3/2017) pagi. Lalu, setelah beberapa jam di negara tetangga Indonesia itu, rombongan akan berlibur di Pulau Bali sampai Kamis (9/3/2017).